Loading...
Home » » KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALAH JAUH DENGAN VIETNAM, INI PENYEBABNYA..........

KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALAH JAUH DENGAN VIETNAM, INI PENYEBABNYA..........

Menteri Keuangan Sri Mulyani. 
INFO PENDIDIKAN.COM : 

ANGGARAN PENDIDIKAN SAMA TAPI KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALAH JAUH DENGAN VIETNAM, INI PENYEBAB UTAMANYA….

Merupakan tantangan terberat berat dunia pendidikan Indonesia untuk mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya, lalu langkah apakah yang harus di tempuh agar kualitas pendidikan Indonesia tidak terlalu kalah jauh dibandingkan Negara-negara berkembang lainnya. Sebagai contoh dengan jumlah anggaran pendidikan yang relatif sama Negara Vietnam mempunyai peringkat pendidikan yang jauh di atas Indonesia.
Vietnam menduduki prestasi kualitas bidang pendidikan pada peringkat 8 dunia, sedangkan Indonesia berada pada peringkat 58 dunia,
lalu pertanyaan yang muncul adalah apa penyebabnya ?
Berikut ulasan yang di sampaikan oleh menteri keuangan (Sri Mulyani Indrawati) yang kami kutip dari Liputan6.com, Jakarta :
KUTIPAN :
Liputan6.com, Jakarta Upaya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, tidak selalu bergantung pada besaran anggaran yang dialokasikan pemerintah. Pasalnya, dengan anggaran yang relatif sama dengan Indonesia, peringkat kualitas pendidikan Vietnam berada jauh di atas Indonesia.
‎Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan,‎ infrastruktur memang menjadi hal yang menjadi fokus di masa pemerintahan saat ini. Namun, pemerintah tetap mengutamakan bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Sebagai bukti, lanjut dia, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemerintah mengalokasi anggaran sebesar Rp 440,9 triliun atau 20 persen dari total APBN.
"Di 2018 ada beberapa policy penting, fokus tetap investasi di infrastruktur dan SDM dan safety net,karena manusia yang utama di pemerintahan Presiden Jokowi. Oleh karena itu, investasi di bidang SDM seperti anggaran pendidikan 20 persen dan kesehatan 5 persen itu jadi penting," ujar dia di Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Namun, kata Sri Mulyani, dari hasil yang telah dicapai di bidang pendidikan selama ini, besarnya anggaran yang dialokasikan pemerintah tidak serta-merta membuat kualitas pendidikan di Indonesia meningkat. 
Sebagai perbandingan, dengan alokasi anggaran yang sama, Vietnam mampu berada di peringkat 8 dalam kualitas pendidikan di dunia. Sedangkan Indonesia saat ini hanya berada di peringkat 58.
‎"World Bank mengatakan Indonesia sama seperti Vietnam yang commited di bidang pendidikan. Tapi peringkat Vietnam berada di posisi 8, sedangkan Indonesia di 58. Sama-sama punya komitmen tapi hasilnya beda. Ini menggambarkan fenomena mengenai education and health it's not only about money," kata dia.
Menurut dia, rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, tidak lepas dari kinerja guru yang dinilai belum memiliki kompetensi. Padahal, ada sekitar 4 juta guru yang setiap tahunnya dibayar oleh pemerintah.
"Saya undang guru Indonesia bertemu dan mereka akan membuat platform supaya mutu guru bagus. Nanti di-tracking (ditelusuri) guru mana yang tidak kompeten," ungkap dia.
Sumber : 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, besaran anggaran pendidikan yang dialokasikan oleh pemerintah dibidang pendidikan tidak serta merta dapat merubah kualitas pendidikan di Indonesia ini di sebabkan karena dari kinerja tenaga pendidik (guru) yang ada dinilai masih belum mempunyai kompetensi.
Guru yang bagaimanakah yang mempunyai kompetensi ?
Berikut admin sampaikan beberapa referensi tentang kompetensi guru yang dapat di lihat filenya di bawah ini :
1.      ( Di lihat disini )  4 Kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru.
2.      ( Di lihat disini )  Kiat Menjadi Guru yang Profesional.
3.      ( Di lihat disini )  Tip Guru Profesional
4.      ( Di lihat disini )  Menjadi Guru Profesional
5.      ( Di lihat disini )  Buku Pedoman Guru 

Demikian yang kami sampaikan, semoga bermanfaat dan menjadikan semangat bagi guru dalam melaksanakan tugas profesi nya .

1 komentar:

  1. Memang beda Bu....kita itu belajar untuk lulus dan bukan untuk mengetahui atau mendapat ilmu... Belum lagi kualitas guru yang semakin lama ngajar makin bodoh karena harus ikut kebijakan sekolah dan bukan ikut aturan menjadi guru

    BalasHapus